Selasa, 08 Juni 2010

INDAHNYA CINTA KEPADA ALLAH

Siapa yang tidak pernah mengalami perasaan cinta? Kayaknya ne siapapun pernah mengalami perasaan cinta dalam hatinya. Termasuk penulis sendiri pastinya. .hehe ( promosi ni ) (^_ ^).

Perasaan cinta merupakan suatu perasaan yang sungguh indah ketika dialami oleh seseorang. Perasaan ini dapat melahirkan sifat rela berkorban, tanggung jawab n lainyya. Wow, sungguh dahsyat ya. .

Tapi, Eits. . .jangan negative thinking dulu y ketika penulis mengemukakan pembahasan tentang cinta. Karena cinta itu sangat luas maknanya dan cakupannnya dan bermacam-macam pula dan tingkatannya pun berbeda.

Yuuk kita lihat beberapa definisi tentang cinta antara lain:
 Kamus Besar Bahasa Indonesia : perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh berlas kasihan.
 Dr. Abdullah Nasih Ulwan (dalam bukunya manajemen cinta): perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.
 Erich From, cinta merupakan tindakan aktif (bukan pasif), berdiri didalam cinta (bukan jatuh didalamnya), memberi (bukan menerima).

Nah, kita udah kemukakan arti kata cinta, jadi cinta yang maksud penulis disini bukan hanya cinta ke lain jenis (seperti laki-laki dengan perempuan) karena cinta juga bermacam-macam antara lain cinta kepada Allah, Rasul, orangtua, kekasih, adik, guru, dan masih banyak (kalau mau dituliskan semuanya, bisa jadi buat satu buku).

Dan selain itu cinta juga memiki tingkatan. Sudah selayaknya kita sebagai hamba Allah (manusia) menempatkan cinta kepada Allah ‘Azza Wajala sebagai hakikat tingkatan cinta yang teragung.

 Cinta yang teragung = cinta kepada Allah yang Maha Penyayang.

Nah, cinta kepada Allah-lah yang paling agung dan paling indah ketika kita sudah memilikinya. Cinta kepada Allah akan menjadikan kita menjadi pribadi yang ikhlas, sabar, berakhlakul karimah, rajin beribadah, tekun belajar dan lainnya. wah, sungguh tak berhingga efek yang kita rasakan kalau cinta kepada Allah telah bersemi di hati kita yang gersang ini. Subhanallah. . Allahu Akbar. (Ya Allah, kami bermohon agar engkau lembutkan dan sejukkan hati kami dengan cinta dari-Mu, . Amiin Ya Rabbil ‘izzaty.)

Duch ngomongin cinta kepada Allah, sungguh indah ya. . Akhi dan ukhti gimana ya cara dan langkah mendapatkan cinta Sang Khaliq. Yuuk kita lihat bersama (ayo semangat).

1. Taat terhadap perintah Allah yang dibawa oleh Rasul-Nya
Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Katakanlah, Jika kalilan benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad SAW), niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali “Imran: 31).

2. Membaca, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an.

3. Mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan wajib dan Sunnah

4. Senantiasa cinta terhadap ilmu dan mengamalkan ilmu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah.

5. Selalu zikir kepada Allah setiap waktu.
Sesuai dengan firman Allah: ”Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab:41).

6. Berkhalwat (berduaan) dengan Allah dengan melaksanakan Ibadah Qiyamul Lail di 1/3 malam ter akhir.

7. Selalu beristighfar kepada Allah setiap saat

8. Meninggalkan maksiat dan segala bentuk dosa besar serta tidak berkekalan dengan dosa kecil.

9. Ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT.

Alhamdulillah, demikian lah artikel singkat penulis tulis, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi penulis dan orang lain. Semoga Kita termasuk hamba-hamba Allah yang memperoleh kemuliaan cinta-Nya. Aamiin. . (saran-saran yang bersifat membangun ditunggu ya sahabat-sahabat). .^_^

Minggu, 21 Februari 2010

Keutamaan Bahasa Arab
Author: Badar Online | Posted: 13-09-2008 | Category: Artikel

Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah ta’ala:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”

Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).

Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa kaum muslimin saat ini, hanya segelintir dari mereka yang mau mempelajari bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang sangat wajar karena di zaman modern ini banyak sekali kaum muslimin tenggelam dalam tujuan dunia yang fana, Sehingga mereka enggan dan malas mempelajari bahasa Arab. Karena mereka tahu tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika pandai berbahasa Arab. Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, kaum muslimin di saat ini begitu semangat sekali belajar bahasa Inggris, karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa diperoleh jika pandai bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan waktu yang lama dan biaya yang banyak untuk bisa menguasai bahasa ini. Sehingga kursus-kursus bahasa Inggris sangat laris dan menjamur dimana-mana walaupun dengan biaya yang tak terkira. Namun bagaimana dengan kursus bahasa Arab…??? seandainya mereka benar-benar yakin terhadap janji Allah ta’ala untuk orang yang menyibukkan diri untuk mencari keridhoanNya, serta yakin akan kenikmatan surga dengan kekekalannya, niscaya mereka akan berusaha keras untuk mempelajari bahasa arab. Karena ia adalah sarana yang efektif untuk memahami agama-Nya.

Kenyataan ini tidak menunjukkan larangan mempelajari bahasa Inggris ataupun lainnya. Tapi yang tercela adalah orang yang tidak memberikan porsi yang adil terhadap bahasa arab. Seyogyanya mereka juga bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Arab.

Syaikh Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi jelek jika digunakan untuk tujuan yang jelek. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab karena hal itu tidak boleh. Aku mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib. Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris karena penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi).

Dan termasuk hal yang sangat menyedihkan, didapati seorang muslim begitu bangga jika bisa berbahasa Inggris dengan fasih namun mengenai bahasa Arab dia tidak tahu?? Kalau keadaannya sudah seperti ini bagaimana bisa diharapkan Islam maju dan jaya seperti dahulu. Bagaimana mungkin mereka bisa memahami syari’at dengan benar kalau mereka sama sekali tidak mengerti bahasa Arab…???

sumber: http://badar.muslim.or.id/artikel/keutamaan-bahasa-arab.html


Azzam Muslim Sejati


Seorang Muslim sejati selalu ingin memperoleh keridhaan Allah SWT.
Selalu senantiasa beribadah kepada-Nya. Dia selalu berusaha berzikir dimanapun dan kapanpun. Memberikan cinta yang tertinggi kepada Allah, dan mencintai makhluk Allah yang lainnya karena kecintaannya kepada Allah dan rasul-Nya.

Dia selalu bangun malam untuk melaksanakan ibadah Qiyamul Lail, berpuasa sunnah, menghadiri majelis ilmu, menghafal Qur'an.

Mudah-mudahan kita dapat menjadi seorang muslim sejati yang nendapat ridho Allah Azza Wajalla. Amin. .

Sabtu, 20 Februari 2010

Metode Menghafal Al-Qur'an

Berikut ini adalah salah satu dari metode bagi anda yang mau menghafal ayat-ayat dalam al Qur’an. Tapi yang perlu diperhatikan sebelumnya bahwa,

Obat terbesar dalam menghafal dan memahami adalah taqwa kepada Allah SWT. “Bertaqwalah kepada Allah, niscaya Dia mengajarimu”

Imam Syafi;i berkata, “Aku mengadukan perihal keburukan hafalanku kepada guruku, yang bernama Imam Waki’, lalu guruku berwasiat agar aku menjauhi maksiat dan dosa. Guruku kemudian berkata: ‘Muridku, ketahuilah bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang maksiat’”.

Adapun langkah-langkah menghafal al Qur’an, sebagai berikut:

1. Hendaklah permulaan hafalan al Qur’an dimulai dari surat An Naas lalu al Falaq, yakni kebalikan dari urutan surat-surat al Qur’an. Cara ini akan memudahkan tahapan dalam perjalanan menghafal Al Qur’an serta memudahkan latihan dalam membacanya di dalam shalat baik.
2. Membagi hafalan menjadi dua bagian. Pertama, hafalan baru. Kedua, membaca al Qur’an ketika shalat.
3. Mengkhususkan waktu siang, yaitu dari fajar hingga maghrib untuk hafalan baru.
4. Mengkhususkan waktu malam, yaitu dari adzan Maghrib hingga adzan Fajar untuk membaca al Qur’an di dalam shalat.
5. Membagi hafalan baru menjadi dua bagian: Pertama hafalan. Kedua, pengulangan. Adapun hafalan, hendaknya ditentukan waktunya setelah shalat fajar dan setelah Ashar. Sedangkan pengulangan dilakukan setelah shalat sunnah atau wajib sepanjang siang hari.
6. Meminimalkan kadar hafalan baru dan lebih memfokuskan pada pengulangan ayat-ayat yang telah dihafal.
7. Hendaklah membagi ayat-ayat yang telah dihafal menjadi tujuh bagian sesuai jumlah hari dalam sepekan, sehingga membaca setiap bagian dalam shalat setiap malam.
8. Setiap kali bertambah kadar hafalan, maka hendaklah diulangi kadar pembagian pengelompokan pekanannya agar sesuai dengan kadar tambahan.
9. Hendaklah hafalannya persurat. Jika surat tersebut panjang, bisa dibagi menjadi beberapa ayat berdasarkan temannya. Tema-tema yang panjang juga bisa dibagi menjadi dua bagian atau lebih. atau dapat juga dikumpulkan surat-surat atau tema-tema yang pendek menjadi satu penggalan. Yang penting pembagian tersebut tidak asal-asalan, bukan berdasarkan berapa halaman atau berapa barisnya.
10. Tidak dibenarkan dan tidak diperbolehkan sama sekali melewati surat apapun sampai ia menghafalnya secara keseluruhan, seberapa pun panjangnya. Dan setelah menghafalnya secara keseluruhan, maka hendaklah diulang-ulang beberapa kali dalam tempo lebih dari satu hari.
11. Apabila di tengah shalat malam mengalami kelemahan dalam hafalan sebagian surat, maka hendaklah dilakukan pengulangan kembali disiang hari di hari berikutnya. Dalam kondisi seperti ini, tidak dibenarkan memulai hafalan baru. Kebanyakan hal seperti ini terjadi di awal-awal hari setelah menyelesaikan hafalan baru.
12. Sangat dianjurkan sekali untuk memperdengarkan surat-surat yang akan digunakan dalam shalat malam kepada orang lain.
13. Sangat baik mendidik anggota keluarga dengan metode ini. Caranya dengan membuat jadwal pekanan bagi setiap anggota keluarga dan memperdengarkan hafalan kepada mereka di siang hari, mengingatkan kepada mereka, memotivasi mereka untuk membacanya ketika shalat malam, serta membekali mereka supaya bisa berlatih sehingga tumbuh berkembang diatas al Qur’an. Dan al Qur’an bisa menjadi teman bagi mereka yang tidak bisa lepas darinya dan tidak kuasa untuk berpisah dengannya. Serta bisa menjadi lentera yang menerangi jalan kehidupan mereka.
14. Hendaklah memperhatikan cara membacanya. Bacaan harus tartil (perlahan) dan dengan suara yang terdengar oleh telinga. Bacaan yang tergesa-gesa walaupun dengan alasan ingin menguatkan hafalan baru adalah bentuk pelalaian terhadap tujuan membaca al Qur’an (untuk memperoleh ilmu, untuk diamalkan, untuk bermunajat kepada Allah, untuk memperoleh pahala, untuk berobat dengannya).
15. Tujuan dari menghafal al Qur’an bukanlah untuk menghafal lafadz-lafadznya dalam jumlah yang banyak. tetapi tujuannya adalah mengulang-ulang surat yang telah dihafal dalam shalat dengan niatan, mentadabburi al Qur’an. tetapi apabila mampu menghafal banyak surat sesuai apa yang telah disebutkan diatas, itu lebih utama dari pada sedikit menghafal. Yang terpenting adalah menerapkan kaidah diatas. Apabila menurutmu waktu sangat sempit maka ambillah kadar yang sedikit namun terus diulang-ulang.

Kamis, 11 Februari 2010

profil pendekar singapore

Assalamu'alaikum. . .
Salam kenal tuk semua all freinds. . .
mungkin terasa aneh y mendengar nama ku di email and facebook bernama "pendekar singapore".
Ya itulah nama kerenku di dunia maya. . .
Tapi sebenarnya nama ku adalah "AULIAURRAHMAN".